Minggu, 12 Februari 2012

Walkot Dimaki Lewat SMS

PEMKOT – Walikota Pekalongan dr HM Basyir Ahmad menerima SMS makian dari nomor orang tak dikenal, Sabtu kemarin pukul 09.49 WIB.
SMS yang mengagetkannya ini diterima setelah dia menghadiri acara Apel Besar Bulan Bhakti Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang digelar Dinsosnakertrans di halaman Carefour Pekalongan.
Isi SMS ini memang sangat singkat, yaitu hanya berisi tiga huruf nama binatang dengan huruf kapital semua. Namun kata ini menjadi makian sehari-hari yang sering muncul ketika orang marah.
Setelah SMS pertama, masih dari nomor yang sama, berikutnya Walikota juga menerima SMS sebanyak 20 kali, namun tidak ada isi tulisan sama sekali. SMS kosong berlangsung terus menerus hingga pukul 10.23, atau berlangsung sekitar 34 menit.
Menerima ini, Walikota langsung memerintahkan stafnya untuk melapor ke polisi dan juga melaporkannya ke operator provider nomor HP yang digunakan, untuk dilacak siapa pelakunya.
Kepada Radar, Basyir menyatakan, awalnya, jika hanya SMS satu atau dua kali, dia akan membiarkannya saja. Namun dia merasa dikerjai karena harus bolak balik membuka SMS dan isinya tidak ada, maka dia lapor.
“Saya merasa kesal dan capek, menerima SMS ternyata kosong berulang-ulang. Sehingga saya minta staff saya untuk mengusut siapa pelakunya,” jelas Basyir saat ditemui di ruangannya.
Sementara saat ditanya kira-kira apa sebabnya sampai dia menerima SMS seperti itu, Basyir hanya bisa memperkirakan saja, karena dia tidak paham apa kesalahan yang sebenarnya.
“Mungkin sambutan saya yang cukup keras saat acara K3 di Carrefour tadi pagi, sehingga ada yang tersinggung,” katanya sambil menambahkan, dulu juga pernah menerima SMS sejenis, dan ternyata kembali terulang sekarang.
Dalam sambutan acara K3 di Carrefour itu pagi harinya, Walikota sempat menyampaikan kritikan kepada para pimpinan yang disebutnya ‘malas’ menghadiri acara. Tak terkecuali pimpinan instansi pemerintah maupun swasta.
Karena dengan tidak menghadiri acara hilang pula kesempatan untuk bertemu, bermusyawarah, membicarakan berbagai masalah, berkoordinasi dan bersilaturahmi.
Basyir mencontohkan kejadian tahun lalu, saat pembicaraan mengenai Upah Minimum Kota (UMK) di Pekalongan yang tidak mencapai musyawarah mufakat karena kurangnya silaturahmi dan koordinasi dari pihak-pihak yang terkait.
“Kalau biasanya saya dipanggil gubernur untuk menerima penghargaan, tapi saat itu saya ditegur karena Kota Pekalongan merupakan salah satu dari 3 Kota yang ada di Jawa Tengah yang gagal mencapai kesepakatan, jadi jangan anggap enteng masalah dengan tidak bertemu,” katanya. 
Karenanya, ke depan dia akan meminta kepada Kepala Dinas tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Sosial (Disnakertransos) untuk tiap bulan melaporkan hasil survey Kebutuhan Hidup Layak (KHL) sebagai penentuan UMK. (ap16/ap15/tri)

kirim ke teman | versi cetak


View the original article here

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...