KELAPA GADING (Pos Kota) – Lima desainer batik asal Pekalongan, Jawa Tengah, menyuguhkan yang terbaik dalam ajang bergengsi Fashion and Food Festival ke-VIII8 yang digelar di Mal Kelapa Gading, Senin (23/5). Pagelanan ini dalam rangka mendorong munculnya beragam industry kreatif juga turut mendukung perekonomian bangsa di bidang industry.
Kelima desaier ini sebelum mengikuti ajang kompetisi bergengsi itu, terlebih dahulu mengikuti proses bimbingan dan seleksi yang cukup panjang yang dilakukan oleh desainer terkenal Fashion Qishas Tsana dan Gifana dari ITB (Institut Tehnologi Bandung). Dari seleksi itulah lima disainer itu antara lain Batik Zikin, Batik Wirosembodo, Batik Ozzin, Batik Ratna Asih dan Batik Astin boleh tampil.
Pada fashion ini, kelima disainer itu memamerkan 10 produk dari 40 pakaian yang seluruhnya hasil gorengan tangan dari perajin asal Pekalongan, Jawa Tengah. “Produk yang kami pamerkan itu merupakan hasil karya masyarakat Pekalongan. Ini merupakan salah satu bentuk eksistensi kami dalam mengembangkan produk yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia,” jelas Wakil Walikota Pekalongan Ahmad Alf Arslan Djunait, saat membuka pameran fashion tersebut.
Diakui oleh Wakil Walikota, kegiatan ini terselanggara atas dukungan dari UKM (Usaha Kecil Menangah) Pemkot Pekalongan untuk mengembangkan budaya leluhur. “Jadi industri fashion ini harus mendapat perhatian serius guna dengan tujuan untuk mengembangkan taraf ekonomi Indonsia dimasa mendatang. Untuk itu selayaknya kita sebagai bangsa Indonesia bangga dengan warisan budaya dari leluhur itu,”ungkapnya.
Ahmad Alf Arslan Djunait juga menjelaskan, selain mengadakan pameran di Jakarta, pihaknya juga sering pameran di beberapa wilayah. Kedepan bahkan pihaknya juga akan go internasional memperkenalkan hasil produk batik Pekalongan. Meski begitu dirinya berharap ada dukungan semua pihak agar apa yang diharapkan itu dapat terwujud.
Ketua Yayasan Kreatif atau Indonesia Creativ Center (ICC) Irvan A Noe’man, mengatakan kegiatan ini diadakan dengan tujuan memberikan kontribusi nyata bagi industry kreatif di Indonesia. “Jadi yayasan ini didirikan tujuannya untuk melahirkan identitas produk yang memiliki daya saing tinggi dalam pasar lokal maupun internasional. Untuk mewujudkan hal itu tidaklah mudah kita perlu kerja keras sehingga apa yang kita harapkan akan terwujud,”jelasnya.
Saat pameran busana batik asal Pekalongan, ratusan mata pengunjung yang ada di mall seakan-akan tak berkedip melihat puluhan peragawan/peragawati meliuk-luik di atas catwalk. “Batik Pekalongan itu memiliki ciri khas tersendiri yakni motif lebih dinamis karena dalam motif itu juga terdapat keterbukaan. Selain itu batik Pekalongan ini juga menyimpan kearifan lokal yang mampu sejajar dengan di pasaran Global yang akan membawa budaya bangsa ke mancanegara. Jadi saat ini masyarakat bisa melihat potensi batik Pekalongan yang dipandu dengan perkembangan tren global,”jelas Irvan. (wandi/B)