*Disebabkan Selalu Rusuh
KONSER musik telah beberapa kali diselenggarakan di Kota Pekalongan namun dalam pelaksanaannya selalu diwarnai kerusuhan dan orang-orang yang cedera karena acara tersebut.
Walikota Pekalaongan, dr HM Basyir Ahmad mengatakan, bahwa dirinya sangat menghindari keberadaan konser-konser musik dan tidak akan memberikan ijin untuk penyelenggaraan acara tersebut, karena lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya. Apalagi di bulan Ramadan ini, harusnya diisi dengan kegiatan ibadah dan suasana-suasana yang lebih Islami.
"Konser di Sorogenen beberapa waktu yang lalu sepertinya akan menjadi konser terakhir di Kota Pekalongan. Saya prihatin, karena tiap ada konser musik selalu berakhir dengan kerusuhan. Dan saya memperbolehkan konser asal sponsornya bukan dari produk rokok," ucapnya.
Dalam bulan Ramadan ini suasana di Kota Pekalongan tampak lebih Islami, apalagi terdapat berbagai agenda kegiatan yang juga marak dan mendukung dari bulan Ramadan ini. Seperti halnya acara tarawih keliling yang diadakan oleh Pemkot dan telah berakhir pada Selasa (23/8) kemarin di Masjid Al Ghoribul Mubarok. Dan juga acara buka bersama dan Nuzulu Quran pada Jum'at (19/8).
"Bulan Ramadan akan lebih bermanfaat jika kita semua mau mengisinya dengan kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat dan lebih Islami. Hal ini juga sebagai upaya mewujudkan Kota Pekalongan sebagai kota santri," jelas Walikota.
Lebih lanjut dijelaskan, jika dalam mengembangkan dan melakukan pembangunan di Kota Pekalongan ini hendaknya didasari atas semangat sebagai sebuah usaha untuk titipan terbaik kepada anak cucu nantinya. Daripada memakai alasan sebagai warisan nenek moyang. "Jika berdasarkan titipan kepada anak cucu maka kita akan berusaha memberikan yang terbaik kepada mereka. Namun jika berdasarkan warisan nenek moyang maka akan cenderung untuk pemanfaatan yang ditujukan pada diri kita," ujarnya.
Diharapkan dalam bertindak masyarakat Kota Pekalongan menjadikan Al Quran sebagai pedoman sehingga bisa menjadi lebih sejahtera dan terwujud masyarakat yang baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur. "Dengan Al Quran sebagai pedoman maka kota santri akan terwujud dan terlebih lagi akan menjadi masyarakat yang mengalami kesuburan dan kemakmuran, keadilan dan aman," pungkasnya. (ap15 sumber: http://www.radar-pekalongan.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar